Pengakuan Setan di Akhirat


 Hasil gambar untuk surah ibrahim ayat 22
Firman Allah Swt. Surat Ibrahim/14: Ayat 22
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.

Pada hari kiamat kelak, tatkala perkara hisab sudah ditentukan, maka setan—menurut Ibnu Katsir, Iblis—menyampaikan pengakuannya kepada manusia yang telah mengikutinya waktu kehidupan dunia. Setan dengan jujur mengatakan bahwa di waktu kehidupan dunia:

1.    Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada manusia janji yang benar. Bersamaan dengan itu, setanpun menjanjikan kepada manusia, hanya saja janji setan ini diingkarinya. Alangkah terkejutnya manusia yang menjadi pengikut setan di hari kiamat kelak, karena ternyata janji setan tidaklah janji yang benar. Betapa kecewanya manusia dengan kejujuran setan ini karena mereka terlanjur telah mengikuti setan.

2.    Selanjutnya setan mengatakan bahwa sebenarnya dirinya tidak kuasa menjadikan manusia patuh dan tunduk dengan ucapan, bujuk rayunya. Dia hanya mengajak, dan ajakan itu diikuti oleh manusia. Jadi sebenarnya manusia mengikuti setan itu bukan salah setan, tapi salah manusia sendiri karena mau mengikuti ajakan dan rayuan setan.

3.    Oleh karena itu setan tidak mau kesalahan itu ditujukan kepada dirinya, melainkan kesalahan manusialah yang menyebab manusia itu mendapat azab. Bahkan setan tidak mau dicerca dengan perbuatan salah itu, kalaupun manusia ingin mencerca perbuatan salah itu, maka cercaan itu lebih pantas ditujukan kepada dirinya sendiri.

4.    Sebagai akibat dari perbuatan mengikuti janji palsu setan, maka manusia di akhirat mendapat sanksi berupa siksa yang pedih. Lalu, setan melanjutkan pernyataannya bahwa antara dirinya dan manusia tidak bisa saling tolong-menolong. Kecewaan manusia pengikut setan menjadi bertambah sebab ternyata setan yang dulu diikutinya di dunia tidak dapat menolongnya di akhirat.


Itulah informasi al-Qur’an tentang dialog “masa depan” manusia dengan setan di akhirat kelak. Betapa rugi dan menyesalnya manusia di waktu itu. Hendak kembali ke dunia lagi dengan tidak mengikuti setan, sudah terlambat.

Berhubung kita masih ada kesempatan hidup di dunia ini, mari kita berbenah diri dan menyesali perbuatan kita yang selama ini sudah mengikuti setan. Momentum Ramadhan ini adalah waktu yang tepat sebagai titik balik bagi manusia untuk kembali ke jalan yang benar. Tidak ada manusia yang tidak salah.

Allah telah jadikan bulan Ramadhan dengan segala paket ibadah wajib dan sunnahnya sebagai sarana bagi manusia untuk menghapus dosa-dosa dan kesalahannya kepada Allah. Syaratnya, ibadah itu mesti dilakukan dengan iman dan ihtisaban. Dalam hadis Abu Hirairah, Rasulullah menyebutkan “Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan ihtisaban, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.38, 1901, 2014 dan Muslim no.760). Yang dimaksud dengan ihtisaban adalah ikhlas semata-mata karena Allah, bukan yang lainya.

Semoga puasa dan rangkaian ibadah sunnah lainnya yang kita lakukan benar-benar  kita dasari dengan iman dan ikhlas sehingga menjadi penghapus dosa-dosa kita dan kelak kita tidak menyesal di akhirat sebagaimana informasi Allah dalam surat Ibrahim ayat 22 di atas.
Wallahu ‘Alam

Share this:

Post a Comment

 
  • Contact Us | Site Map | TOS | Privacy Policy | Disclaimer
  • Copyright © Bismi Rabb. Template by OddThemes