Empat Identitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Kementerian Agama membawahi 57 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) baik berupa STAIN, IAIN maupun UIN. Ada empat identitas yang menjadi distingsi PTKIN dengan lembaga yang lain.

Pertama, identitas sebagai Perguruan Tinggi (PT). PT bukan sekedar sekolah, tapi lebih dari itu PTKIN adalah sekolah tinggi. Pelajarnya disebut mahasiswa, bukan sekedar siswa. Pengajarnya bukan sekedar guru. Pengajarnya disebut dosen. Bahkan juga disebut guru besar. Lembaga ini bukan lembaga sederhana. Maka seluruh apapun yang dilakukan di PT harus mencerminkan sebuah PT.

Identitas kedua, agama. STAIN adalah PT agama. Identitas ketiga yaitu Islam. Islam seperti apa yang harus dikembangkan oleh PTKIN? Kita harus kembali ke jati diri kita. DNA PTKIN kita adalah Islam washatiyyah, Islam rahmatan lil'alamin, Islam yang memanusiakan manusia. Bukan Islam yang menegasikan saudaranya sesama muslim, tapi justru yang menguatkan Islam dan memelihara harkat dan martabat manusia.

Identitas keempat yaitu "negeri". Ciri ke-Indonesia-an harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Di Kemenag kita katakan bahwa beragama untuk mewujudkan Indonesia. Beragama dan ber-Indonesia tidak bisa dipisahkan. Keduanya bagai dua sisi mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan.

Kita harus waspada dan hati-hati jika ada paham dan pengamalan yang secara pokok bertentangan dengan sandi beragama. Contoh mengatakan hormat bendera syirik, atau mengatakan pancasila adalah toghut. Hal semacam ini adalah pengamalan keagamaan yang merongrong sendi kehidupan bernegara.

Itulah di antara penyampaian Menteri Agama Republik Indonesia dalam kunjungan kerjanya meresmikan gedung kuliah baru STAIN Gajah Putih di Kampus Mulie Jadi sekaligus membuka acara Muzakarah Ulama dan Seminar Nasional Pendidikan Islam pada hari Rabu 12 Jumadil Akhir 1439 H/ 28 Februari 2018 M.

Share this:

Post a Comment

 
  • Contact Us | Site Map | TOS | Privacy Policy | Disclaimer
  • Copyright © Bismi Rabb. Template by OddThemes